Friday, October 8, 2010

Pikiran Kecil II

Waktu. Ya, Waktu. Sebuah kata yang menyeramkan, yang abstrak, bahkan tidak bisa diprediksi dan dimengerti. Mulai dari rentangnya yang panjang dan tidak bisa diperkirakan, satu kata ini bisa mengikat kita semua. Ikatan yang tidak pernah bisa dilepaskan, bahkan sampai kematian pun menjemput kita.

Ringan, memang, jika kita telaah dengan singkat, tetapi, sekalinya kau melihat lebih jauh, justru kata ini sangat rumit. Ia lebih rumit dari kematian. Karena saat kita lahir, waktu 'kita' dimulai, dan saat kita mati, waktu 'kita' telah berakhir. Tetapi untuk orang lain? Belum tentu sama.

Masa lalu, masa kini, masa depan. Cara yang sangat mudah untuk mengelompokkan waktu, bukan? Baiklah, mari kita bahas satu per satu. Tentunya dengan pemikiran saya sendiri. Karena ini merupakan filosofi dan penelaahan diri. Maaf saja kalau ada yang salah. Katakan saja apa yang kalian (pembaca) pikirkan.

Masa lalu. Masa yang tidak bisa diulang, walau berapa kalipun kita mencoba untuk terus menerus menyesal, waktu ini tidak bisa kembali. Kita, yang hanya terikat dengan masa lalu, tidak akan bisa melihat apa yang ada di masa depan dan di masa kini. Kita bisa buta. Ya, buta. Tidak dalam pengartian sesungguhnya, tetapi dalam artian di dalam hati. Maaf saja, tapi itu sebuah kenyataan. Saya sendiri pernah terikat dengan masa lalu. Dan, yang terjadi adalah, saya terus menerus menyesal, terikat dengan segala 'dosa' yang sering disebut, dan tidak bisa berpikiran dengan jernih. Pikiran yang terikat itu akan terus mengekang kita, dan pada akhirnya, kita akan 'termakan' oleh pikiran itu, menjadi satu dengannya, dan tidak bisa lagi melihat apa yang ada di depan kita. Jika kalian (pembaca) ada yang merasa seperti ini, cobalah mencari teman yang berpikiran sebaliknya. Mereka bisa menjadi 'cahaya' bagi 'kegelapan' yang tiada akhir.

Masa kini. Masa yang sedang kita jalani sekarang. Setiap detiknya, jam-nya, dan hari-nya sangat berharga. Jangan takut dan berdirilah dengan tegak. Apa yang kalian lakukan bisa membuka banyak kesempatan di masa yang akan datang. Di masa kini, detik ini, apapun yang kalian pikirkan, lakukan, bahkan kalian rencanakan, bisa menjadi sesuatu yang berharga. Percayalah pada diri sendiri dan apa yang hati katakan. Tidak ada 'kegelapan' tanpa 'cahaya'. Dan belum tentu, 'cahaya' itu lebih baik dari 'kegelapan'. Terus saja ber-orientasi ke arah yang sudah diyakini. Jadikan masa lalu sebagai salah satu tangga yang sudah dilewati, pelajaran. Menyesal itu tidak akan ada gunanya, itu hanya akan membuatmu bermimpi buruk. Yakinlah bahwa dunia itu selalu seimbang.

Masa depan. Maaf saja, saya bukan orang yang ber-orientasi ke arah masa depan. Saya sendiri orang yang ragu, dan sedang belajar untuk menjadi orang yang bisa menghargai apa yang ada di masa kini. Untuk masa depan, jangan takut. Terus saja jalan dalam apa yang dianggap oleh hati kita benar.

Oh, dan satu lagi. Tidak ada yang abadi. Baik perasaan, pertemanan, pacar, agama, bahkan hidup. Kalau jatuh di salah satu, cari kembali apa yang harus dicari. Keabadian itu tidak bisa diraih, lebih baik jangan percaya kepadanya.

No offense, it's just one of my philosophy. And really, I have no regrets in writing this.

Keep yourself together and just smile!

No comments: