Tuesday, November 15, 2011

Aku, Kau

Aku diam
Kau diam
Semesta pun diam

Aku tiarap
Kau tiarap
Bumi pun tertawa

Aku menangis
Kau menangis
Langit pun bersedih

Aku tertawa
Kau tertawa
Udara pun menari

Aku berlari
Kau berlari
Daun pun berterbangan

Aku adalah aku
Kau adalah kau
Cermin pun menyeringai

Aku berharap
Kau adalah nyata
Tak hanya membayangi

Pagi Hari

Nyanyian sang angin
Ritme dedaunan yang jatuh
Sentuhan cahaya matahari
Gelitik kicauan burung
Menyelimuti pagi hari

Tetesan embun
Pijakan kaki pada tanah
Siraman kata yang indah
Sejuknya bunga yang baru
Mendorong semangat

Andai aku bisa melihatmu
Andai aku bisa mengajakmu
Andai aku bisa membawamu
Andai aku bisa menyentuhmu
Ku akan tunjukkan indahnya pagi ini

Sang Hujan

Seruan petir yang menggelegar
Menyelimuti rintisan air yang turun
Menghiasi kegelapan yang mencekam
Menertawai pecundang yang bersembunyi

Nyanyian merdu tetesan air
Menyentuh lembut semua permukaan
Menggembirakan penikmatnya
Mewarnai kekosongan hati

Sahutan kemenangan
Menelan kesedihan tiada tara
Melindungi kesucian emosi manusia
Menangkal ego yang melimpah

Wahai hujan,
Sampai kapan kau akan tinggal?
Sampai mana kau akan membawa kami?
Sampai bagaimana keadaan yang kau inginkan?


----ooo----
Taken from my Indonesian Language Assignment, if there is a difference between the title of the poem, it is because I forgot, so it's not an unofficial copy :)